Prosa.Paradox

wanita itu; tua

merenung dari luar jendela

pada pandangan mata;dalam-dalam dari jiwa

diolah satu persatu suasana

dan dibuka sehelai demi sehelai langsir memori dari jendela

dia yang melakar tiap lakaran yang tertulis semalam

dia yang merancang, memohon dan meminta agar terancana menjadi realiti

tapi kini, dia cuma jadi pemerhati

cuma pemerhati

bukan lagi penasihat seperti dulu

kerna jawatan itu telah lucut, selari dengan usianya

dia dibiarkan seorang disitu

di tepi jendela usang

seusang masa yang pergi

dari tiap zuriat yang dikandung dan diasuh

tidak tinggal apa-apa

cuma hanya sebuah cerita

yang dia ulang-ulang

dia bayang-bayang

dia kenang-kenang

jadi madu bila pahit terasa di lidah jiwa

dia terbuang dalam tuanya

tuanya dalam usia

mudanya dalam jiwa

dia rendamkan air matanya

dia bebalkan telinganya

dia pendamkan perasaannya

sedihnya walau masih bersisa

takkan timbul dendam membara

seperti marahnya mereka padanya

cuma kerana sedikit nasihat penuh kasih dan sayang (yang tak kena pendekatannya-pada mereka)

dia dicampak di daerah sana

dialah ibu tua

yang dibuang ke lautan manusia-manusia

di dalam sebuah rumah orang tua

oleh anak-anaknya

yang tidak tahu kenang jasa

tidak tidak mereka sebenarnya berhutang nyawa

tidak tahu yang dia sebenarnya adalah ibu mereka

yang tidak akan kembali bila perginya